Indonesia menjadi salah satu negara incaran untuk operasi sindikat narkoba internasional. Menurut Kepala Humas Badan Narkotikan Nasional (atau BNN) Sumirat, modus yang digunakan para pelaku sangatlah beragam. Mulai dari memasukannya ke bungkus sabun hingga ke dalam kitab suci seperti Al Quran dan Alkitab.
“Dari Iran menggunakan botol-botol shampo. jadi shamponya dikeluarin kemudian diisi narkotika. Kemudian ada juga sabun sachet, sabunnya dikeluarin, di dalamnya diisi. Bahkan pernah di kitab suci, baik itu Alkitab ataupun Injil ataupun Al Qur’an itu dimanfaatkan juga untuk di tengahnya dilubangin untuk dimasukkan narkoba di dalamnya,” ungkap Sumirat seperti dikutip dari voaindonesia, pada Jumat (8/6).
Sumirat juga mengungkapkan adanya perubahan pemasok narkoba di Indonesia. Pemasok narkoba tidak lagi dilakukan oleh orang-orang dari negara di kawasan Afrika Barat, tetapi sudah mulai dilakukan oleh orang-orang Asia, seperti Vietnam, Malaysia atau bahkan orang Indonesia asli.
“Yang dulu sindikat yang bermain itu West African. Terakhir-terakhir ini sudah mulai bergeser ke arah orang – orang yang lain lagi. ada menggunakan orang Asia, ada dari Vietnam, ada dari Thailand, bahkan terakhir-terakhir ini sering menggunakan orang Indonesia sendiri,” ungkap Sumirat.
Meningkatnya jumlah kasus Yang mengherankan, oleh para pelaku Indonesia dianggap sebagai negara yang pasar dan harga yang baik. “Beberapa tersangka yang ditangkap bahkan yang ditangkap oleh kepolisian Thailand, waktu kita melakukan pemeriksan di Thailand mereka sampaikan bahwasanya karena di Indonesia good market and good price,” tambah Sumirat.
Segala cara digunakan para pemasok untuk dapat memasukan narkoba ke Indonesia, bahkan mereka tidak segan untuk menyembunyikannya di kitab suci, hal ini membuktikan sudah tidak ada lagi hal yang mereka segani untuk melancarkan aksi kriminalnya itu. BNN harus lebih cerdik dalam mencegah masuknya narkotika ke Indonesia serta beredar luas di masyarakat.
Sumber : voaindonesia/vina